Dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya seni. Tanpa
disadari banyak benda-benda atau karya-karya yang disekeliling kita yang sering
dilihat, didengar, dirasakan, bahkan digunakan memiliki unsur seni. Entah itu
berupa seni rupa, seni musik, seni tari maupun seni teater.
Dengan mendapatkan
Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa tentunya sangat memberikan manfaat yang besar
bagi mahasiswa, karena dalam perkuliahan ini banyak karya-karya yang diajarkan
kepada kami. Salah satunya seperti membuat karya seni rupa seperti mencetak. Mencetak
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbanyak gambar. Salah satu proses
mencetak adalah cetak tinggi.
Pertama kali
mendengar istilah cetak tinggi saya merasa bingung. Apa itu cetak tinggi?
Bagaimana bentuk cetak tinggi?. Namun setelah diberikan sedikit penjelasan oleh
dosen pengampu mata kuliah seni rupa yaitu Bapak Jajang Suryana, saya jadi
ingat sesuatu. Dulu semasa masih TK (Taman Kanak-kanak) saya pernah melakukan
kegiatan tersebut. Oleh karena itu, setelah diberikan petunjuk oleh bapak
dosen, saya jadi mengetahui cetak tinggi itu seperti apa. Nah mungkin kejadian
tersebut juga pernah dialami oleh yang lainnya. Padahal cetak tinggi tersebut
sering digunakan oleh orang-orang bahkan mungkin oleh diri kita sendiri.
Pernahkan kalian melihat stempel atau bahkan menggunakannya? Nah stempel
tersebut merupakan salah satu benda yang menerapkan prinsip cetak tinggi.
Cetak tinggi merupakan salah satu seni cetak yang menggunakan
bagian-bagian yang lebih tinggi atau timbul yang berasal dari benda yang
digunakan sebagai alat cetak. Teknik pembuatan cetak tinggi sangatlah mudah,
sehingga sangat cocok untuk diterapkan atau diajarkan kepada anak sekolah
dasar, karena dalam pembuatannya dapat menggunakan bahan-bahan yang ada pada
lingkungan sekitar sehingga tidak sulit untuk mendapatkannya. Adapun
bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai alat pencetak adalah benda-benda yang
memiliki tekstur lunak seperti kentang, wortel, ketela, atau sejenis umbi-umbian
lainnya. Selain itu juga, bahan yang sudah memiliki bentuk ukiran atau relif
juga dapat digunakan sebagai alat pencetak, contohnya pelepah daun pisang.
Kedua bahan tersebut tentunya memiliki perbedaan, sehingga dalam proses pencetakan
gambarnya juga menggunakan teknik yang berbeda. Apabila menggunakan bahan yang
lunak seperti umbi-umbian kita perlu membuat bentuk sesuai dengan yang
diinginkan seperti mengukir bahan tersebut sehingga ada permukaan yang lebih
menonjol. Teknik tersebut biasanya disebut dengan menoreh atau mencukil. Sedangkan apabila menggunakan benda yang sudah
memiliki bentuk ukiran seperti pelepah pisang tersebut tentunya akan menjadi
lebih mudah, hanya dengan memotong pelepah pisang itu agar permukaannya datar.
Untuk lebih jelasnya, akan dijabarkan alat dan bahan,
serta langkah-langkah dalam kegiatan cetak tinggi.
Alat
dan Bahan:
- Kertas gambar
- Pelepah daun pisang
- Umbi-umbian
- Pewarna (tinta stempel, cat air, pewarna makanan)
- Pisau
- Alas pewarna (spon)
Langkah-langkah
Pembuatan:
1.
Pilihlah bahan yang akan digunakan sebagai penampang atau
acuan cetaknya. Bahan yang bisa digunakan pelepah daun pisang ataupun
umbi-umbian.
2.
Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan menggunakan
pisau. Apabila bahan yang digunakan adalah pelepah pisang, potonganya harus
dipotong sehingga permukaannya rata. Sedangkan apabila menggunakan umbi-umbian,
bisa dibentuk agar permukaannya timbul atau bisa juga
membentuknya dengan dicungkil menggunakan pisau sehingga terdapat permukaan
yang berbeda-beda.
3. Siapkan pewarna untuk mencetak gambar. Pewarna yang
digunakan dapat berupa tinta stempel, cat air, atau pewarna makanan.
4. Tuangkan pewarna cair diatas spon.
5. Tempelkan bahan cetakan pada spon yang sudah diisi
pewarna.
6.
Tempelkan bahan cetak yang sudah berisi pewarna pada
kertas gambar yang telah disiapkan.
7.
Tekan bahan cetakan tersebut agar bentuknya dapat
menempel dengan kuat.
8.
Angkat acuan cetaknya.
9. Begitu
seterusnya dilakukan sesuai selera jika ingin membuat bekas apa saja pada permukaan
kertas gambar.
10. Gambar acuan cetak akan meninggalkan
bekas pada kertas gambar sesuai dengan
bagian yang menonjol atau timbul dari bahan cetakan.
Berikut ini adalah hasil karya cetak tinggi yang saya
buat dengan menggunakan pelepah daun pisang sebagai bahan cetakannya.
Gambar 1. Menggunakan Pewarna Makanan |
Gambar 2. Menggunakan Tinta Stempel |
Gambar 3. Menggunakan Tinta Stempel |
Dalam pembuatan karya
cetak tinggi tersebut, sebenarnya sangat sederhana. Akan tetapi ada saja
kendala yang saya alami, seperti hasil cetakan gambar yang kurang bagus. Ada
kalanya pada hasil cetakan gambar tintanya terlalu tebal sehingg bentukknya
menjadi tidak jelas dan kebalikannya, hasil cetakan gambarnya ada yang tidak
terlihat. Setelah dicoba berulang-ulang kali, akhirnya saya dapat mengetahui
penyebab dari kejadian tersebut. Yang menyebabkan hasil cetakan gambarnya
terlalu tebal adalah karena pada permukaan bahan cetakan, pewarnanya masih banyak
melekat, sedangkan yang mengakibatkan hasil cetakan gambar ada yang tidak
terlihat karena kurang memberikan tekanan pada saat menempelkan bahan cetakan
diatas kertas gambar.
Dengan diberikannya
meteri mengenai cetak tinggi serta praktek dalam membuat karya dengan teknik
cetak tinggi tersebut sangat memberikan manfaat bagi diri saya. Hal tersebut
dapat dijadikan sebagai bekal nantinya untuk mengajarkan kegiatan tersebut
kepada peserta didik. Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh siswa dalam kegiatan
membuat karya cetak tinggi, seperti dapat melatih keterampilan siswa, serta
melatih perkembangan diri siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar